Selasa, 15 Januari 2013

My Guardian Angel

Part 1


-Tuhan sudah mempersiapkan takdir untuk kita masing-masing-Choi Siwon




-Super Junior-Ruang Koreo
“Yaa~ Ikan! Kenapa kau senyum-senyum sendiri?” Eunhyuk merenggut kesal begitu melihat pasangan ikannya menjauhinya dan tersenyum sendiri menatap layar ponsel. 

Donghae menyimpan ponselnya dan mengangkat bahunya. “Bukan apa-apa” ucapnya santai tanpa meninggalkan ekspresi wajahnya yang terlihat ceria.

Eunhyuk menyipitkan matanya menatap Donghae yang pura-pura tidak terusik dan meneruskan latihannya. Eunhyuk yang berada tidak lebih dari empat puluh sentimeter darinya langsung menghamburinya dan menggeledah saku celana Donghae untuk mencari ponselnya.

“Yaa~ apa yang kau lakukan?!” Donghae menghindar dari jamahan Eunhyuk yang tidak mau menyerah walau dia sudah menggunakan kakinya untuk mengusir. 

“Siapa wanita itu? Katakan padaku! Siapa wanita itu!” Eunhyuk kelihatan kelelahan karna emosinya benar-benar terkuras kurang lebih selama tiga bulan ini. Dia yakin Donghae sedang berkencan dengan seseorang di luar manajemen mereka. Seorang gadis, ya seorang gadis, akhirnya bisa meluluhkan hati si ikan itu. Eunhyuk patut kesal karna selama ini Donghae tidak pernah menyembunyikan apa pun padanya, begitu pun dia. Namun tiba-tiba Donghae main kucing-kucingan di belakangnya karna gadis itu! Ya, gadis itu! Siapa sih gadis itu sampai Donghae tidak mau memberi tahunya?

“Wanita mana?” Kyuhyun yang entah sejak kapan berada disana menyembul di antara mereka, membuat keduanya kaget. “Donghae~” dia menunjuk hidung Donghae. “Kau berselingkuh dari Eunhyuk ya?”

Ucapan Kyuhyun tadi langsung di sambut dengan jitakan di atas kepalanya oleh Leetuk, leader mereka, membuat magnae setan itu meringgis kesakitan. 

Huh, baguslah, jadi Donghae tidak perlu mengeluarkan tenaga untuk memberi pelajaran pada magnae mereka yang kurang ajar itu. 

“Panggil dia Hyung” nasehat Leetuk, entah sudah keberapa kali.

“Ya! Hyung! Kenapa kau memukulku? Kau tidak menyayangiku lagi?” rengeknya.

Leetuk menarik belakang kaus Kyuhyun dan menyeret magnae setan itu menjarak dari Donghae dan Eunhyuk. “Ya! Ya! Hyung, kenapa menarikku?” protes Kyuhyun yang tak terima. Dia kan belum sempat dengar semuanya.

Sementara itu Eunhyuk menatap Donghae kesal, dia seperti sedang menunggu penjelasan.

“Apa?” tanya Donghae tidak berperasaan, membuat bibir eunhyuk semakin maju karna sebal.

“Kau mulai main rahasia-rahasian denganku?” tuduh Eunhyuk.

“Aku tidak main rahasia-rahasian” bantah Donghae sekenanya.

“Lalu itu apa? Kau berkirim pesan diam-diam dengan seorang gadis” Eunhyuk menunjuk ponsel yang kini ada di tangan Donghae.

“Kenapa terdengar seperti pertengkaran pasangan kekasih?” Sungmin bergidik mendengar percakapan mereka, sementara Siwon yang ada di sampingnya hanya tersenyum maklum. Mereka sangat dekat seperti saudara. Terlalu dekat sampai kadang orang curiga kalau keduanya itu pasangan kekasih. Tapi tentu saja tidak. Eunhyuk seratus persen normal, karna semua mantannya wanita. Hanya Donghae saja yang selama ini tidak pernah menggandeng gadis ke dorm. Wajar saja eunhyuk sangat penasaran siapa gadis yang sedang dekat dengan Donghae saat ini.

“Yaaa! Donghae~ya! Kau mau putus hubungan denganku? Cepat katakan siapa gadis itu!” Eunhyuk kelihatan tidak sabar.

Donghae menghela napas. Akhirnya dia menyerah. “Dia Dongsaengku” jawabnya sedikit gundah.

“Dongsaengmu?” lirik Eunhyuk tidak percaya. “Kau bilang kau hanya punya  kakak”
Sungmin dan Siwon yang mendengarnya jadi ikut tertarik. 

“Dia bukan adik kandungku” Donghae menghela napas, dia menatap Eunhyuk was-was. “Kau janji dulu kau tidak akan mendekatinya”

Eunhyuk menyipitkan matanya, dia menatap Donghae lekat-lekat. Namun akhirnya dia mengangguk menyepakati apa yang di katakan Donghae tadi. 

“Sebenarnya dia tetanggaku, dia adik dari temanku yang meninggal tujuh tahun yang lalu karna kecelakaan. Kami sempat putus hubungan karna aku sibuk dengan Trainee dan debut dengan super junior. Tapi tiga bulan yang lalu, kami bertemu lagi…”

“Lalu?” Eunhyuk kelihatan masih belum puas dengan penjelasan Donghae. 

Donghae menggedikkan bahunya. “Ya, aku bertukar kabar dengannya. Kau pikir apa lagi?”

“Setiap hari?” tuntut Eunhyuk.

“Memangnya salah?”

“Dan kau tersenyum seperti orang kasmaran…”

“Aku hanya merindukannya” jawab Donghae, masih mengelak.

Eunhyuk menatap mata Donghae, dan dia mendesis curiga. “Lalu kenapa kau tidak mengijinkanku mendekatinya? Memangnya aku pernah bertemu dengannya?”

“Karna kau mungkin akan bertemu dengannya…” jelas Donghae. Membuat Eunhyuk jadi antusias, begitu pun Sungmin dan Siwon. Ya, hanya mereka bertiga yang mendengar apa yang di ucapkan Donghae.

“Dia Choi Gaeul, Vokalis Skyline yang baru saja debut”

“MWO?!!!”

***


-Choi Gaeul-Ruang Rias- Studio Inkayo, Ganyang

“Kau kelihatan gugup” komentar Mikki yang sedang memutar-mutar stik drumnya.
Berlainan denganku, drummer Skyline itu kelihatan sangat tenang, dia acuh tak acuh memperhatikan keadaan sekelilingnya. Aku dan So Ra eonni masih di rias, sementara dia dan Seo Hee eonni sudah selesai sejak tadi. Untuk menghabiskan waktunya, Mikki memilih menggangguku, tidak seperti Seo Hee eonni yang lebih memilih mendengarkan musik dari i-podnya.

“Tentu saja aku gugup!” Ucapku sedikit meringgis karna hairstylishku menekan kepalaku agar tidak bergerak. Agh, aku benci di rias! Tapi aku lebih benci lagi kalau aku tidak cantik. Huff.

“Mereka bilang lama-lama kau akan terbiasa, dan akan menganggap panggung sebagai rumahmu” komentar So Ra eonni sambil tersenyum lewat kaca padaku. 

Aku membalas senyumnya yang menghangatkan itu. “Ne, Eonni” 

“Tapi kalau Choi Gaeul agak susah eonni. Dia hampir saja mengacaukan penampilan pertama kita karna kegugupannya. Untung saja saat itu Eonni dengan cerdik mengiringinya bernyanyi. Kalau tidak? Gak tau deh…” Mikki mengangkat bahunya dengan sikap mengejek. Aku jadi sebal.

“Yaaa~ kenapa kau mengungkit-ungkit itu lagi?” protesku.

“Waa, Choi Gaeul, aku hanya sedang mengingatkanmu untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama. Kenapa kau marah-marah…” 

Lagi-lagi dia bersikap seperti umat tanpa dosa. Aku merutuk dalam hati. Oh, tuhan, kalau aku sedang tidak di rias mungkin aku sudah melompat untuk mencakarnya.

“Mikki…” ucap So Ra eonni penuh peringatan.

Aku tersenyum senang.

Mikki hanya menggedikkan bahu lagi, memutar-mutar stik drumnya dengan kebosanan terlihat jelas di wajahnya.

“Skyline!” seru seorang kru yang menghampiri ruang rias kami. “Saatnya kalian tampil”

“Baik” entah siapa yang menjawab.

Jung Ajjumma yang menjadi manager kami, mendekatiku yang baru saja selesai dirias. “Jangan terlalu gugup” Jung Ajjumma menasehatiku, layaknya saat kami tampil pertama kali. Ya, tidak hanya dia, member band ini memang terus menghawatirkanku yang selalu gugup dan sulit berinteraksi di atas panggung, padahal aku seorang vokalis. Hei, aku memang begitu saat memasuki dunia baru, apa lagi ini dunia yang baru ku kenal. Kau tahu, tampil di depan ratusan orang itu mengerikan sampai perutku terasa mulas.

“…. Sky…line…” Seru MC. Membuat kami menaiki panggung sambil memasang wajah penuh senyum dan menyapa semua orang yang akan menonton kami.

Acara yang di siarkan setiap minggu di SBS ini, kali ini diisi oleh tiga orang host. IU, Lee Jong suk dan Nicole ‘KARA’. Mereka menyambut ke datangan kami. Aku melangkah paling belakang, di depanku ada Seo Hee Eonni yang berjalan pelan setengah malas. Sementara itu, So Ra Eonni membalas sapaan mereka dengan ramah serta menjawab pertanyaan mereka mewakili kami.

“Annyeong Haseo, So Ra imnida” 

Entah kenapa So Ra eonni memperkenalkan dirinya. Aku tidak benar-benar menangkap apa yang mereka bicarakan, karna aku begitu sibuk mengatasi kegugupanku. Ah, bagaimana ini? Bagaimana kalau tiba-tiba suaraku serak saat bernyanyi? Aku meremas-remas ujung gaun yang ku pakai. Tubuhku rasanya lemas seperti gel, ah, ku ingat-ingat pesan Jun Ajjumma tadi. Jangan terlalu gugup… ayo lah Gaeul, jangan terlalu gugup.

“Gaeul?” 

Ku dengar namaku di panggil. Aku sontak mendongak dan ku lihat MC itu, yang bernama Lee Jong Suk tengah menatapku. Dan tak hanya dia, semua member, juga penonton kini pandangannya tersorot padaku. Ng? Ada apa ini? Ku tatap Seo Hee Eonni, yang wajahnya hanya datar tanpa ekspresi. Ish, apa dia tidak bisa memberi tahuku ada apa sebenarnya?

“Gaeul kami mungkin sedikit gugup hari ini” So Ra eonni mencoba membantuku. Dia tersenyum pada Lee Jong Suk. “Kenapa kau menanyakannya? Apa kau tertarik pada adik kami?” tanyanya menggoda.

Mwo? Apa maksudnya?

“Ani. Aniyo…” Jong Suk mengibas-ngibas tangannya dengan ekspresi wajah lucu. Membuat dua temannya yang lain kini ikut menggodanya.

“Kalau begitu kenapa kau bertanya? Bukankah itu berarti kau berniat mendekatinya?”

“Aah, Uri Jong Suk sudah mulai main mata”

“Hei, apa kami berdua masih belum cukup?”
 
Aku masih belum mengerti, tapi hanya ku balas dengan tersenyum. Pria yang di panggil Jong Suk itu tersenyum malu. Entah karna apa. Namun kemudian dia berhasil membebaskan diri dengan berucap “Ya, baik. Mari kita dengar You are my Venus dari Skyline”

“Terima kasih” ucap So Ra eonni sambil memberi instruksi pada aku dan yang lainnya untuk segera mengambil tempat. Mikki dengan bassnya, Seo Hee eonni dengan keyboardnya, dan So Ra eonni dengan gitarnya. Saat Seo Hee mulai menekan tuts keyboardnya, aku mulai berkonsentrasi. Setelah mendengar musik aku mulai merasa lebih baik, dan rasa percaya diriku mulai bangkit.

“Hello Venus, Hello venus…” aku mulai mengeluarkan suara. Berhasil! Aku mulai merasa semakin rileks.

“Hello Hello Hello” So ra eonni membantu vokalku di belakang.

“Dimana kau, lama tak jumpa … Apa kau baik-baik saja disana? …Apa kau pernah ingat cerita lama?”

Mikki mulai memukul drumnya lambat. Suara instrument mengantarkan kami pada nada yang lumayan ngebeat. Aku mengulang lagi bait tadi, dan aku pun mulai menikmatinya. Hatiku melonjak senang. 

“Seperti bulan mengelilingi bumi, Aku juga ingin jadi satelit yang mengelilingimu, Seperti matahari yang hanya satu di bumi, Aku juga ingin jadi satu-satunya orang di hatimu”

….

“Hey! Yell! Jump, Aku ingin katakan aku menyukaimu
Hey! Yell Jump!, Aku hanya ingin dengar kau menyukaiku
Hey! Yell! Jump!, Kenapa tak pernah ku katakan padamu? Ugh!”

….

Saat kami mengakhiri lagu itu, ke tiga MC itu kembali naik panggung. Aku menarik napasku yang terasa sesak, namun hatiku terasa puas karna aku telah melaluinya. Walau besoknya, besoknya, dan besoknya lagi aku akan terus melakukannya. Ah, aku harus membuat diriku cepat terbiasa.

“Wah, wah, luar biasa sekali. Dia kelihatan beda saat dia bernyanyi” 

Heh? Aku menatap pria di sebelahku, yang juga tengah menatapku. Dia bilang apa tadi? Apa dia membicarakanku.

“Gaeul ssi, mungkin ini mendadak, tapi apa boleh aku minta nomor ponselmu?” 

Godaannya itu langsung di sambut dengan teriakan histeris penonton. Aku tidak dapat berkata-kata, yang bisa aku lakukan hanya tersenyum.

“Ck, Jong suk. Berhentilah menggodanya, kau itu terlalu tua untuknya” ucap Nicole KARA sambil geleng-geleng kepala, yang langsung membuatku tertawa.

Ah, ternyata aku bisa rileks sekarang.

Pria yang namanya Jong Suk itu ternyata tidak menggubrisnya. Dia tersenyum lagi padaku. “Gaeul ssi, terus terang saja, aku sudah mengagumimu sejak kau muncul pertama kali di Mnet Coundown” ucapnya lagi membuat suasana semakin heboh.

“Ya, Ya, Ya…” IU menarikku menjauh darinya.

Ucapan itu kemudian di alihkan Nicole pada sigle kami yang video clipnya masih dalam proses pembuatan. 

“Oh, apa model prianya sudah di tentukan?” tanya Jong Suk lagi.

“Kenapa? Kau mau mendaftar?” pancing Nicole.

“Kalau mereka tidak keberatan. Haha” Jong Suk tertawa.

Aku ikut tertawa kecil. Lalu tersenyum. Ternyata ini menyenangkan!

***

-Lee Donghae-Dorm suju-
“Huaaaah, aku lelah… tapi juga lapar…” Kyuhyun melirik Wookie melalui sudut matanya, kemudian dia tersenyum penuh arti. “Wookie, buatkan aku makanan” pintanya, membuat magnaeku itu meringgis. 

“Aku lelah Kyu…”

“Yaaa, kau tidak kasihan padaku?”

“Siapa yang mau mengasihanimu kyu. Kau itu terlalu menjengkelkan untuk di kasihani” Sungmin menariknya agar tidak mengganggu Ryewook. 

Semua member sudah bergelimpangan dimana-mana mencari tempat yang nyaman untuk berbaring. Aku yang lebih dulu sampai, mengambil tempat di sofa depan televisi. Gaeul bilang hari ini dia tampil di Inkayo. Siang tadi dia mengirimiku pesan agar aku menonton penampilannya.

Aku tersenyum sendiri. Tidak sangka aku akan bertemu dengannya lagi. Setelah Tae Joon meninggal, keluarganya pindah ke Daejon, dan sejak itu aku tidak pernah melihatnya lagi. Pernah beberapa kali aku berniat mencarinya, mencari alamatnya disana, tapi selalu di gagal di karenakan aku tidak punya cukup waktu luang. Tujuh tahun lamanya aku merindukannya, dan tak di sangka takdir akhirnya mempertemukan kami. Tak di sangka dia menjadi trainee di JM entertainment dan sekarang sudah memulai debutnya melalui sebuah band beraliran pop bernama Skyline. Aku bertemu dengannya di acara Mnet Coundown yang saat itu Suju jadi boyband pengisi acaranya. Dia sengaja datang untuk menonton penampilanku waktu itu. Awalnya aku tidak mengenalinya karna penampilannya jauh berbeda, dia telah tumbuh menjadi gadis dewasa yang sangat cantik. Ku kira awalnya dia fansku, namun ketika dia mendatangiku ke belakang panggung-yang tentu saja dengan bantuan orang dari agensinya yang artisnya juga tampil saat itu- melalui suaranya yang berteriak dengan girang memanggilku ‘Oppa’, aku jadi tau siapa yang mendatangiku saat itu.

“Waaaaa, Choi Gaeul!!” 

Shindong Hyung menggeser posisiku agar dia bisa ikut duduk di Sofa. Heechul hyung sedikit meringgis karna tubuhnya ikut bergeser padahal dia sudah mendapat posisi nyaman untuk memejamkan mata. “Yaaaa~!!” Teriaknya kesal dengan bola mata besar di tujukan padaku.

Aku menunjuk Shindong Hyung namun dia tidak memperdulikan dan kembali menyandarkan tubuhnya sambil memasang headphone lalu memejamkan mata. Aku dan Shindong hyung sama-sama memandang ke layar televisi yang sedang menampilkan Gaeul dan bandnya. Gaeul, dia terlihat sangat bersemangat saat bernyanyi, seperti tidak menghiraukan apa pun di sekelilingnya. Aku tersenyum sendiri mengingat bagaimana diriku tidak bisa mengelak dari pesonanya. Ya, walau pun dia bukan lagi Gaeul yang dulu, yang masih SMP dan penampilannya masih kekanakan. Tapi dimataku dia tetap sama, Gaeulku yang selalu memesona.

“Dia Choi Gaeul itu?” tanya siwon yang tidak sengaja lewat.

“Hmm” anggukku tanpa menoleh.

“Cantik” komentar Siwon.

“Kau kenal dia Hae~ya?” Shindong hyung terlihat penasaran.

“Adik temannya katanya” Siwon yang menjawab.

“Adik teman yang di sukainya” ralat Eunhyuk, entah sejak kapan dia ikut menonton.

“Mwo??!” Shindong kelihatan kaget.

“Jangan sembarangan” ucapku datar. 

“Hae, aku itu sudah lama mengenalmu jadi aku tidak mungkin salah mengartikan ekspresimu. Dengan Jesica saja kau tidak pernah segirang itu. Akui saja perasaanmu”

“Je-je-jesica?” Shindong hyung kelihatan semakin kaget.

“Kau tidak tahu hyung? dia pernah berkencan dengan Jesica!”

“Jadi gossip itu benar??” Shindong Hyung kini mendesakku, yang masih memasang wajah lurus ke depan televisi. Aku ingin melihat penampilannya sampai habis, tanpa mau terganggu oleh mereka.

“Hah, itu sudah tidak penting lagi. Lagi pula hubungaan mereka tidak bertahan lama” eunhyuk duduk di lengan sofa. Dia menatapku. “Kalau mengakuinya padaku saja tidak bisa, bagaimana bisa kau mengaku padanya?” 

“Kau benar-benar menyukainya, aku bisa lihat itu. Mungkin dalam waktu yang cukup lama” Eunhyuk berucap lagi, membuatku semakin gelisah namun aku tidak bisa menyangkalnya.

“Tuhan sudah mempersiapkan takdir untuk kita masing-masing” ucap Siwon, membuat kami sama-sama menoleh padanya. Dia tersenyum padaku, memperlihatkan lesung pipitnya yang di kagumi banyak orang.

“Hmmm” anggukku. Dan semoga saja Gaeul memang takdirku.

***

-Park So Ra-Skyline dorm-
Aku dan member bandku memasuki apartemen yang di sewakan untuk kami oleh pihak agensi-yang sudah kami tempati kurang lebih satu bulan lamanya sejak kami debut. Apartemen minimalis yang di fungsikan sebagai dorm untuk kami ini, hanya ada dua kamar. Tentu saja, satu kamarnya di tempati dua orang berhubung kami terdiri atas empat orang. 

“Oppa menontonnya? Bagaimana penampilanku?” Gaeul terlihat sangat antusias berbicara dengan seseorang di line seberang telponnya. Aku sudah langsung tahu siapa yang bicara dengannya melihat dari ekspresinya. Donghae Super Junior, yang katanya adalah tetangganya dulu, namun aku yakin mereka lebih dari itu. 

“Aku lelah, aku mau ke kamar dulu” pamit Mikki dengan intonasi lemah. Seo Hee mengikutinya, dan seperti biasanya tanpa pamit. Aku Cuma menatap punggungnya menjauh tanpa komentar, karna aku sudah paham bagaimana wataknya mengingat kami sudah cukup lama bersama. 

Kami baru saja kembali dari siaran radio untuk mempromosikan single pertama kami-yang mendapat respon cukup baik dari netizen. Semuanya terlihat lelah karna jadwal kami penuh hari ini, tak terkecuali aku. 

“Eonni, aku haus…” rengek Gaeul, yang masih dalam line telpon dengan Donghae. Aku geleng-geleng kepala melihatnya, benar-benar manja. Itu lah Gaeul. Aku mengambil air mineral kemasan yang ada di dalam kulkas untuknya dan untukku sendiri, yang langsung di sambutnya dengan senyum lebar.

“Gomawo eonni” dia mengecup pipiku dan berjalan masuk ke dalam kamar, susah payah membuka tutup botol dengan ponsel terkapit di antara bahu dan telinganya.
Tak berapa lama Jung ajjumma muncul. “Mana yang lain?” tanyanya padaku.

“Mereka kelelahan ajjumma, dan sekarang sedang istirahat di kamarnya” jelasku sopan.

“Oh…” gumam Jung Ajjumma, dia membuka kulkas dan langsung geleng-geleng kepala. “Kapan terakhir kalian belanja?” tanyanya.

“Seminggu yang lalu” jawabku sambil menyandarkan tubuh ke badan sofa. 

“Pantas saja tidak ada yang bisa di makan” keluhnya. Kini dia menatapku. “Besok kalian tidak ada jadwal kan? Jangan lupa belanja” nasehatnya.

Aku mengangguk lemah.

Dia kemudian duduk di sebelahku. “Apa kau kelelahan mengurus mereka?” tanyanya penuh perhatian.

Aku menggeleng. “Mengurus Keyle lebih susah” komentarku membuat Jung ajjumma tertawa kecil. Keyle, anaknya sekaligus adik sepupuku yang masih berusia delapan tahun. Dulu sebelum aku debut, aku masih tinggal bersama Jung ajjumma. Aku yang mengasuh Keyle ketika Jung ajjumma bekerja. Dia benar-benar nakal dan sulit di atur. Membuat kepalaku pusing.

“So Ra, kalau orang tuamu masih hidup, mereka pasti bangga sekali padamu” ucapnya lembut sambil mengelus-elus rambutku. 

Aku tersenyum dan ku sandarkan kepalaku ke bahunya. Kedua orang tuaku meninggal saat aku SMP karna Bus yang mereka tumpangi untuk ke Jeju mengunjungi kakek nenek kecelakaan. Sejak itu aku harus tinggal dengan kakek dan nenekku di Jeju. Jung Ajjummalah yang selama ini membiayai hidupku, mengingat kakek dan nenek keuangannya juga sulit. Begitu aku tamat SMA, aku memutuskan untuk menjadi trainee di tempat dia bekerja, setidaknya agar aku bisa menghasilkan uang agar tak menyusahkannya lagi. Menyanyi dan bermain gitar, hanya itu lah hal yang bisa ku lakukan dengan baik-aku tidak cukup pintar di bidang akademis. Dan siapa sangka, ternyata Jung Ajjummalah yang terpilih menjadi manager bandku.  

“Oh, ya. Konsep video clip kalian sudah di tentukan” 

“Kapan mulai syutingnya?” tanyaku tidak sabar. 

“Mungkin dua sampai tiga hari lagi. Mengingat banyak yang harus di persiapkan. Dan ah, ya. Model prianya orang yang sudah cukup terkenal”

“Siapa?” 

“Donghae Suju. Directur bilang dia sangat cocok dengan konsep ini”

“Donghae?” 

Jung Ajjumma mengangguk.

Ah, Gaeul pasti akan senang sekali.

***

-Lee HyukJae-Dorm Suju-
Aku memasang sepatuku. Siang ini rencananya aku mau ke super market, untuk membeli susu strawberry. Persediaanku sudah habis. Hari ini super junior tidak ada jadwal manggung, atau pun latihan. Hanya ada siaran radio nanti malam. Jadi, aku bisa sedikit santai. 

Aku melangkahkan kakiku keluar gedung menuju area basement. Semalam aku kurang tidur karna habis bertengkar dengan Sun Hee, gadis yang ku kenal di toko roti eomma. Dia sebetulnya anak gadis salah sahabat eomma yang kebetulan waktu itu berkunjung. Karna dia sangat cantik, dan bodynya seksi, tentu saja aku mendekatinya. Apa lagi dia juga kelihatan tertarik padaku. Ah, jadi itu tidak sulit. Hanya satu minggu, dan dia sudah berada dalam genggamanku. Tapi setelah menjalani hubungan dengannya aku jadi tau ternyata dia tipe yang sangat pencemburu. Semalam dia memarahiku karna aku menggoda seorang gadis di sebuah acara reality show. Dengan geramnya dia mengancamku agar aku mengumumkan hubungan kami di depan publik atau dia akan memutuskanku. Tentu saja aku lebih memilih putus. Aku juga sudah tidak tahan dengan sifatnya yang sangat cemburuan dan suka mengatur-atur itu. Ocehannya membuat telingaku pedih karna selalu mencurigaiku.

Aku mengemudi dengan kecepatan sedang. Tak begitu lama aku sampai di sebuah super market terdekat yang tidak begitu ramai. Aku segera memakai penyamaran agar tak di kenali dan melangkah masuk ke dalam super market itu. Setelah itu aku mengambil satu pak susu strawberry kesukaanku dan langsung menuju kasir. 

Seorang gadis juga sedang menuju tempat yang sama dengan keranjang penuh makanan. Dia mengenakan kaca mata hitam dan topi berlidah lebar. Pakaiannya sangat sederhana, kaus berwarna abu-abu dan celana jeans hitam panjang. Namun yang menarik perhatianku adalah bentuk tubuhnya, benar-benar ideal, sangat sesuai dengan seleraku.
Seorang namja berseragam menabraknya. Keranjang yang di bawanya terjatuh dan barang-barang yang hendak di belinya pun bertebaran keluar. Namja itu membantunya sambil terus meminta maaf. Dia menjawab sambil tersenyum ramah, kemudian namja itu berhenti bergerak. Dia menyipit curiga, meminta maaf, dan dengan lancang membuka kaca mata yang sedang di pakai gadis itu. Dan tak lama dia berseru.

“Ternyata benar kau So Ra Nuna. Nuna, Nuna gitaris skyline kan? Nuna aku fansmu…” ucapnya sambil menunjuk dirinya.

Skyline? Sepertinya dari kemaren aku terus mendengar nama band itu di perbincangkan di dorm. Bermula dari Choi Ga eul, gadis yang di sukai Donghae itu, hingga semua member mulai mencari-cari tau tentang mereka, termasuk aku. Semuanya sepakat kalau Gaeul adalah member paling cute, dan memang begitu lah imagenya. Foto-fotonya semuanya aego, sangat lucu menurutku. Tapi tentu saja aku tidak boleh mendekatinya, seperti janjiku pada si ikan mokpo. 

Gadis itu tersenyum sambil memakai lagi kaca matanya. “Nuna, boleh aku berfoto denganmu?” ucap namja itu, terus menganggunya walau keranjang gadis itu sudah kembali penuh dengan barang-barang yang hendak di belinya.

Gadis yang di panggil So Ra itu mengangguk, dan mereka berfoto bersama. Namja itu kelihatan senang karna gadis yang bernama So Ra itu sangat ramah. Aku kembali memfokuskan mataku ke belanjaanku yang kini di hitung kasir. Aku menyerahkan selembar uang, dia memberikan kembalian uangku tak begitu lama, kemudian aku melangkah keluar. 

Dari sudut mataku ku lihat gadis itu kini di kelilingi anak sekolah. Dua diantara mereka Yeoja, yang sepertinya juga fans Skyline. Ku dengar mereka baru debut. Baru debut saja sudah seterkenal itu? Aigo, sepertinya Donghae memang tidak salah menggandeng vokalis mereka sebagai adik ipar super junior. 

***

Aku baru saja masuk dorm begitu ku dengar suasana heboh dormku dari dalam. Begitu masuk, ku lihat Shindong sedang mengapit Donghae dengan ketiaknya dan beberapa memberdeul sedang tertawa-tawa melihatnya.

“Ada apa ini?” tanyaku penasaran melihat wajah Donghae yang kesakitan namun dia tetap terlihat senang.

“Donghae terpilih sebagai model video clip kekasihnya” seru Shindong hyung.

“Mwo?” aku menaruh susu strawberi yang ku beli tadi di kitchen bar dan menghampiri mereka.

“Dia bukan kekasihku hyung” elak Donghae, kelihatan pasrah.

“Oke, aku ralat. Gadis yang akan menjadi kekasihmu” Shindong Hyung tertawa. Mereka semua sepertinya sudah merestui keduanya.

Aku membantunya melepaskan diri dari Shindong hyung yang menganianya dan menanyainya empat mata. “Benar?” tanyaku. “Ada adegan ciumannya tidak?”
“Yaa~ hentikan pikiran kotormu!” Leetuk Hyung memukul kepalaku. 
“Ada…” tanpa disangka Donghae menjawab pertanyaanku yang semula di anggap konyol.
“MWO??” 
Donghae mengacak-acak rambutnya frustasi, tapi dia juga tersenyum. “Aku tidak tahu bagaimana melakukannya”
Aku tertawa. “Kau mau latihan denganku?” tawarku
.
Kali ini Shindong hyung yang memukul kepalaku. “HyukJae, jangan membuatku curiga, selama ini aku masih berprasangka baik kalau kau itu pria normal” 
Aku tidak menghiraukannya. “Apa ini pengalaman pertama?”
Tidak. Jangan bilang kalau pasangan ikanku ini tidak pernah melakukannya.
“Bukan. Tapi dengan orang yang ku suka, mungkin ini yang pertama kalinya”
“Woooooo…” Ucapannya membuat memberdeul bersorai, dan Shindong hyung kembali mengapitnya di bawah ketiak.
“Ikan, kau romantis sekali” komentar Kyuhyun, lebih terdengar seperti mengejek. 
Donghae tidak mengacuhkannya walau si magnae itu tidak sopan. Mungkin dia terlalu senang untuk memukul kepalanya seperti yang biasa leetuk hyung lakukan. 
“Eee, Siwon hyung, kau mau kemana?” 
Kami sama-sama menoleh pada Siwon yang terlihat rapi dalam balutan jasnya. 
“Aku ada acara keluarga” jawabnya sopan seperti biasa. Kami hanya ber’oh’ ria dan dia meninggalkan kami begitu saja. Wajahnya sedikit tegang. Sepertinya ada sesuatu yang serius menantinya.
“Kapan syutingnya?” pertanyaan Wookie membawa kami kembali pada Donghae.
“Besok”
“Besok?”
“Hyung, kita ada jadwal tidak besok?” kami kompak menatap pada leetuk hyung.
“Hanya Heechul yang tidak ada jadwal sampai siang. Selebihnya, kalian bisa lihat di jadwal kalian masing-masing. Apa gunanya aku memprintnya kalau kalian tidak pernah membacanya dan selalu bertanya heh?” Leetuk hyung terlihat kesal.
“Yah…” semuanya tiba-tiba terlihat kecewa. Untuk sekali ini, aku ingin sekali bertukar jadwal dengan Heechul hyung. 
***
-Choi Siwon-kediaman keluarga Choi
“Kami senang sekali kalian berkunjung. Waah, Seo Hee terlihat semakin cantik ya?” ibuku berujar senang pada ibunya.
Seo Hee, gadis itu hanya duduk tenang sambil menikmati makan siangnya. Dia tidak terusik sama sekali, apa pun yang menjadi pembicaraan kami selalu di anggapnya tidak penting. Sekali pun itu menyangkut dirinya. 
“Benar kan Siwon?” bisik ibuku.
Aku cuma mengangguk seraya memaksakan senyum. Aku sudah mengenal Seo Hee sejak kecil, juga paman dan bibi-atau ayah ibunya. Mereka adalah relasi ayahku, Group Shinhan, pemilik firma jasa perbankan terbesar di Korea. Seo Hee adalah putri bungsu mereka, gadis yang sejak kecil sudah menjadi tunanganku, sekaligus alasan ayahku mengijinkanku untuk terjun ke dunia entertainment dan  tidak mengikatku di perusahaan. Sesuai janjiku, aku akan menerima gadis ini sebagai tunanganku, ku anggap ini takdir yang di berikan tuhan padaku. 
Usai makan siang, orang tua kami membiarkan kami berdua, dan memilih mengobrol di beranda belakang rumah. Seo Hee, seperti biasanya tidak bicara, dia mendekati grand piano, hal yang biasa di lakukannya jika sudah terkurung berdua bersamaku.
“Ku dengar single bandmu cukup di terima, lagu kalian bagus” pujiku, membuatnya kaget karna aku sebelumnya juga tidak pernah mengajaknya bicara. 
Detik berikutnya wajahnya kembali datar. “Hmm, begitu lah” ucapnya, terdengar datar dan dingin. 
“Kau kenal Choi Gaeul?” 
Pertanyaan bodoh. Tentu saja dia kenal dengan anggota bandnya. Aku mengutuk diriku sendiri.
“Kau tertarik padanya?” dia balik bertanya, dan wajahnya, tetap saja setenang danau.
“Ani. Hanya memberdeul sering membicarakannya” jawabku sedikit salah tingkah.
Seo Hee tidak lagi menggubrisku. Bahkan menatapku. Dia mulai menekan tuts piano dan memainkan swan lake, irama yang paling di sukainya kalau menurutku, karna dia sering memainkan ini. Kakak perempuannya pernah bilang padaku kalau dulu dia ingin sekali ikut kelas balet, tapi orang tuanya tidak mengizinkan dan malah memintanya masuk kelas kepribadian. Dia menolak, dan akhirnya dia lebih memilih kursus piano-yang membuatnya ingin jadi musisi dan memilih jalan karir yang sama denganku walau orang tuanya menentangnya.
Sebenarnya Seo Hee adalah gadis yang menarik di luar sifatnya yang dingin dan anti social. Cara berpakaiannya menarik, dan kau mungkin akan terpesona begitu melihat dia bermain piano. Sering kali dia memejamkan mata, menikmati alunan lagu yang di mainkannya, dengan seperti itu membuatnya terlihat seperti malaikat bagiku. 
Aku menghela napas. Beginilah setiap pertemuan kami berjalan. Aku hanya menontonnya bermain piano, dia sibuk dengan pikirannya dan aku juga sibuk dengan pikiranku. Begini lah kami. Dua orang yang terjebak takdir, menikmati takdir, dan tanpa kendali mengikuti takdir. 
TBC

Tidak ada komentar:

Posting Komentar