Part 1
-Tuhan
sudah mempersiapkan takdir untuk kita masing-masing-Choi Siwon
-Super Junior-Ruang
Koreo
“Yaa~ Ikan! Kenapa kau senyum-senyum
sendiri?” Eunhyuk merenggut kesal begitu melihat pasangan ikannya menjauhinya
dan tersenyum sendiri menatap layar ponsel.
Donghae menyimpan ponselnya dan mengangkat
bahunya. “Bukan apa-apa” ucapnya santai tanpa meninggalkan ekspresi wajahnya
yang terlihat ceria.
Eunhyuk menyipitkan matanya menatap
Donghae yang pura-pura tidak terusik dan meneruskan latihannya. Eunhyuk yang
berada tidak lebih dari empat puluh sentimeter darinya langsung menghamburinya
dan menggeledah saku celana Donghae untuk mencari ponselnya.
“Yaa~ apa yang kau lakukan?!” Donghae
menghindar dari jamahan Eunhyuk yang tidak mau menyerah walau dia sudah
menggunakan kakinya untuk mengusir.
“Siapa wanita itu? Katakan padaku!
Siapa wanita itu!” Eunhyuk kelihatan kelelahan karna emosinya benar-benar
terkuras kurang lebih selama tiga bulan ini. Dia yakin Donghae sedang berkencan
dengan seseorang di luar manajemen mereka. Seorang gadis, ya seorang gadis,
akhirnya bisa meluluhkan hati si ikan itu. Eunhyuk patut kesal karna selama ini
Donghae tidak pernah menyembunyikan apa pun padanya, begitu pun dia. Namun
tiba-tiba Donghae main kucing-kucingan di belakangnya karna gadis itu! Ya,
gadis itu! Siapa sih gadis itu sampai Donghae tidak mau memberi tahunya?
“Wanita mana?” Kyuhyun yang entah
sejak kapan berada disana menyembul di antara mereka, membuat keduanya kaget.
“Donghae~” dia menunjuk hidung Donghae. “Kau berselingkuh dari Eunhyuk ya?”
Ucapan Kyuhyun tadi langsung di
sambut dengan jitakan di atas kepalanya oleh Leetuk, leader mereka, membuat
magnae setan itu meringgis kesakitan.
Huh, baguslah, jadi Donghae tidak
perlu mengeluarkan tenaga untuk memberi pelajaran pada magnae mereka yang
kurang ajar itu.
“Panggil dia Hyung” nasehat Leetuk,
entah sudah keberapa kali.
“Ya! Hyung! Kenapa kau memukulku? Kau
tidak menyayangiku lagi?” rengeknya.
Leetuk menarik belakang kaus Kyuhyun dan
menyeret magnae setan itu menjarak dari Donghae dan Eunhyuk. “Ya! Ya! Hyung,
kenapa menarikku?” protes Kyuhyun yang tak terima. Dia kan belum sempat dengar
semuanya.
Sementara itu Eunhyuk menatap Donghae
kesal, dia seperti sedang menunggu penjelasan.
“Apa?” tanya Donghae tidak
berperasaan, membuat bibir eunhyuk semakin maju karna sebal.
“Kau mulai main rahasia-rahasian
denganku?” tuduh Eunhyuk.
“Aku tidak main rahasia-rahasian”
bantah Donghae sekenanya.
“Lalu itu apa? Kau berkirim pesan
diam-diam dengan seorang gadis” Eunhyuk menunjuk ponsel yang kini ada di tangan
Donghae.
“Kenapa terdengar seperti
pertengkaran pasangan kekasih?” Sungmin bergidik mendengar percakapan mereka,
sementara Siwon yang ada di sampingnya hanya tersenyum maklum. Mereka sangat
dekat seperti saudara. Terlalu dekat sampai kadang orang curiga kalau keduanya itu
pasangan kekasih. Tapi tentu saja tidak. Eunhyuk seratus persen normal, karna
semua mantannya wanita. Hanya Donghae saja yang selama ini tidak pernah
menggandeng gadis ke dorm. Wajar saja eunhyuk sangat penasaran siapa gadis yang
sedang dekat dengan Donghae saat ini.
“Yaaa! Donghae~ya! Kau mau putus
hubungan denganku? Cepat katakan siapa gadis itu!” Eunhyuk kelihatan tidak
sabar.
Donghae menghela napas. Akhirnya dia
menyerah. “Dia Dongsaengku” jawabnya sedikit gundah.
“Dongsaengmu?” lirik Eunhyuk tidak percaya.
“Kau bilang kau hanya punya kakak”
Sungmin dan Siwon yang mendengarnya
jadi ikut tertarik.
“Dia bukan adik kandungku” Donghae
menghela napas, dia menatap Eunhyuk was-was. “Kau janji dulu kau tidak akan
mendekatinya”
Eunhyuk menyipitkan matanya, dia menatap
Donghae lekat-lekat. Namun akhirnya dia mengangguk menyepakati apa yang di
katakan Donghae tadi.
“Sebenarnya dia tetanggaku, dia adik
dari temanku yang meninggal tujuh tahun yang lalu karna kecelakaan. Kami sempat
putus hubungan karna aku sibuk dengan Trainee dan debut dengan super junior.
Tapi tiga bulan yang lalu, kami bertemu lagi…”
“Lalu?” Eunhyuk kelihatan masih belum
puas dengan penjelasan Donghae.
Donghae menggedikkan bahunya. “Ya,
aku bertukar kabar dengannya. Kau pikir apa lagi?”
“Setiap hari?” tuntut Eunhyuk.
“Memangnya salah?”
“Dan kau tersenyum seperti orang
kasmaran…”
“Aku hanya merindukannya” jawab
Donghae, masih mengelak.
Eunhyuk menatap mata Donghae, dan dia
mendesis curiga. “Lalu kenapa kau tidak mengijinkanku mendekatinya? Memangnya
aku pernah bertemu dengannya?”
“Karna kau mungkin akan bertemu
dengannya…” jelas Donghae. Membuat Eunhyuk jadi antusias, begitu pun Sungmin
dan Siwon. Ya, hanya mereka bertiga yang mendengar apa yang di ucapkan Donghae.
“Dia Choi Gaeul, Vokalis Skyline yang
baru saja debut”
“MWO?!!!”
***
-Choi
Gaeul-Ruang Rias- Studio Inkayo, Ganyang
“Kau kelihatan gugup” komentar Mikki
yang sedang memutar-mutar stik drumnya.
Berlainan denganku, drummer Skyline
itu kelihatan sangat tenang, dia acuh tak acuh memperhatikan keadaan
sekelilingnya. Aku dan So Ra eonni masih di rias, sementara dia dan Seo Hee
eonni sudah selesai sejak tadi. Untuk menghabiskan waktunya, Mikki memilih
menggangguku, tidak seperti Seo Hee eonni yang lebih memilih mendengarkan musik
dari i-podnya.
“Tentu saja aku gugup!” Ucapku
sedikit meringgis karna hairstylishku menekan kepalaku agar tidak bergerak.
Agh, aku benci di rias! Tapi aku lebih benci lagi kalau aku tidak cantik. Huff.
“Mereka bilang lama-lama kau akan
terbiasa, dan akan menganggap panggung sebagai rumahmu” komentar So Ra eonni
sambil tersenyum lewat kaca padaku.
Aku membalas senyumnya yang
menghangatkan itu. “Ne, Eonni”
“Tapi kalau Choi Gaeul agak susah
eonni. Dia hampir saja mengacaukan penampilan pertama kita karna kegugupannya.
Untung saja saat itu Eonni dengan cerdik mengiringinya bernyanyi. Kalau tidak?
Gak tau deh…” Mikki mengangkat bahunya dengan sikap mengejek. Aku jadi sebal.
“Yaaa~ kenapa kau mengungkit-ungkit
itu lagi?” protesku.
“Waa, Choi Gaeul, aku hanya sedang
mengingatkanmu untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama. Kenapa kau
marah-marah…”
Lagi-lagi dia bersikap seperti umat
tanpa dosa. Aku merutuk dalam hati. Oh, tuhan, kalau aku sedang tidak di rias
mungkin aku sudah melompat untuk mencakarnya.
“Mikki…” ucap So Ra eonni penuh
peringatan.
Aku tersenyum senang.
Mikki hanya menggedikkan bahu lagi,
memutar-mutar stik drumnya dengan kebosanan terlihat jelas di wajahnya.
“Skyline!” seru seorang kru yang
menghampiri ruang rias kami. “Saatnya kalian tampil”
“Baik” entah siapa yang menjawab.
Jung Ajjumma yang menjadi manager
kami, mendekatiku yang baru saja selesai dirias. “Jangan terlalu gugup” Jung
Ajjumma menasehatiku, layaknya saat kami tampil pertama kali. Ya, tidak hanya
dia, member band ini memang terus menghawatirkanku yang selalu gugup dan sulit
berinteraksi di atas panggung, padahal aku seorang vokalis. Hei, aku memang
begitu saat memasuki dunia baru, apa lagi ini dunia yang baru ku kenal. Kau tahu,
tampil di depan ratusan orang itu mengerikan sampai perutku terasa mulas.
“…. Sky…line…” Seru MC. Membuat kami
menaiki panggung sambil memasang wajah penuh senyum dan menyapa semua orang
yang akan menonton kami.
Acara yang di siarkan setiap minggu
di SBS ini, kali ini diisi oleh tiga orang host. IU, Lee Jong suk dan Nicole
‘KARA’. Mereka menyambut ke datangan kami. Aku melangkah paling belakang, di
depanku ada Seo Hee Eonni yang berjalan pelan setengah malas. Sementara itu, So
Ra Eonni membalas sapaan mereka dengan ramah serta menjawab pertanyaan mereka mewakili
kami.
“Annyeong Haseo, So Ra imnida”
Entah kenapa So Ra eonni
memperkenalkan dirinya. Aku tidak benar-benar menangkap apa yang mereka
bicarakan, karna aku begitu sibuk mengatasi kegugupanku. Ah, bagaimana ini?
Bagaimana kalau tiba-tiba suaraku serak saat bernyanyi? Aku meremas-remas ujung
gaun yang ku pakai. Tubuhku rasanya lemas seperti gel, ah, ku ingat-ingat pesan
Jun Ajjumma tadi. Jangan terlalu gugup… ayo lah Gaeul, jangan terlalu gugup.
“Gaeul?”
Ku dengar namaku di panggil. Aku
sontak mendongak dan ku lihat MC itu, yang bernama Lee Jong Suk tengah
menatapku. Dan tak hanya dia, semua member, juga penonton kini pandangannya
tersorot padaku. Ng? Ada apa ini? Ku tatap Seo Hee Eonni, yang wajahnya hanya
datar tanpa ekspresi. Ish, apa dia tidak bisa memberi tahuku ada apa
sebenarnya?
“Gaeul kami mungkin sedikit gugup
hari ini” So Ra eonni mencoba membantuku. Dia tersenyum pada Lee Jong Suk.
“Kenapa kau menanyakannya? Apa kau tertarik pada adik kami?” tanyanya menggoda.
Mwo? Apa maksudnya?
“Ani. Aniyo…” Jong Suk
mengibas-ngibas tangannya dengan ekspresi wajah lucu. Membuat dua temannya yang
lain kini ikut menggodanya.
“Kalau begitu kenapa kau bertanya?
Bukankah itu berarti kau berniat mendekatinya?”
“Aah, Uri Jong Suk sudah mulai main
mata”
“Hei, apa kami berdua masih belum
cukup?”
Aku masih belum mengerti, tapi hanya
ku balas dengan tersenyum. Pria yang di panggil Jong Suk itu tersenyum malu.
Entah karna apa. Namun kemudian dia berhasil membebaskan diri dengan berucap
“Ya, baik. Mari kita dengar You are my Venus dari Skyline”
“Terima kasih” ucap So Ra eonni
sambil memberi instruksi pada aku dan yang lainnya untuk segera mengambil
tempat. Mikki dengan bassnya, Seo Hee eonni dengan keyboardnya, dan So Ra eonni
dengan gitarnya. Saat Seo Hee mulai menekan tuts keyboardnya, aku mulai
berkonsentrasi. Setelah mendengar musik aku mulai merasa lebih baik, dan rasa
percaya diriku mulai bangkit.
“Hello Venus, Hello venus…” aku mulai
mengeluarkan suara. Berhasil! Aku mulai merasa semakin rileks.
“Hello Hello Hello” So ra eonni
membantu vokalku di belakang.
“Dimana kau, lama tak jumpa … Apa kau baik-baik saja disana?
…Apa kau pernah ingat cerita lama?”
Mikki mulai memukul drumnya lambat. Suara instrument
mengantarkan kami pada nada yang lumayan ngebeat. Aku mengulang lagi bait tadi,
dan aku pun mulai menikmatinya. Hatiku melonjak senang.
“Seperti bulan mengelilingi bumi, Aku juga ingin jadi satelit
yang mengelilingimu, Seperti matahari yang hanya satu di bumi, Aku juga ingin
jadi satu-satunya orang di hatimu”
….
“Hey! Yell! Jump, Aku ingin katakan aku menyukaimu
Hey! Yell Jump!, Aku hanya ingin dengar kau menyukaiku
Hey! Yell! Jump!, Kenapa tak pernah ku katakan padamu? Ugh!”
….
Saat kami mengakhiri lagu itu, ke tiga MC itu kembali naik
panggung. Aku menarik napasku yang terasa sesak, namun hatiku terasa puas karna
aku telah melaluinya. Walau besoknya, besoknya, dan besoknya lagi aku akan
terus melakukannya. Ah, aku harus membuat diriku cepat terbiasa.
“Wah, wah, luar biasa sekali. Dia kelihatan beda saat dia
bernyanyi”
Heh? Aku menatap pria di sebelahku, yang juga tengah
menatapku. Dia bilang apa tadi? Apa dia membicarakanku.
“Gaeul ssi, mungkin ini mendadak,
tapi apa boleh aku minta nomor ponselmu?”
Godaannya itu langsung di sambut
dengan teriakan histeris penonton. Aku tidak dapat berkata-kata, yang bisa aku
lakukan hanya tersenyum.
“Ck, Jong suk. Berhentilah
menggodanya, kau itu terlalu tua untuknya” ucap Nicole KARA sambil
geleng-geleng kepala, yang langsung membuatku tertawa.
Ah, ternyata aku bisa rileks
sekarang.
Pria yang namanya Jong Suk itu
ternyata tidak menggubrisnya. Dia tersenyum lagi padaku. “Gaeul ssi, terus
terang saja, aku sudah mengagumimu sejak kau muncul pertama kali di Mnet
Coundown” ucapnya lagi membuat suasana semakin heboh.
“Ya, Ya, Ya…” IU menarikku menjauh
darinya.
Ucapan itu kemudian di alihkan Nicole
pada sigle kami yang video clipnya masih dalam proses pembuatan.
“Oh, apa model prianya sudah di
tentukan?” tanya Jong Suk lagi.
“Kenapa? Kau mau mendaftar?” pancing
Nicole.
“Kalau mereka tidak keberatan. Haha”
Jong Suk tertawa.
Aku ikut tertawa kecil. Lalu
tersenyum. Ternyata ini menyenangkan!
***
-Lee Donghae-Dorm suju-
“Huaaaah, aku lelah… tapi juga lapar…”
Kyuhyun melirik Wookie melalui sudut matanya, kemudian dia tersenyum penuh
arti. “Wookie, buatkan aku makanan” pintanya, membuat magnaeku itu meringgis.
“Aku lelah Kyu…”
“Yaaa, kau tidak kasihan padaku?”
“Siapa yang mau mengasihanimu kyu.
Kau itu terlalu menjengkelkan untuk di kasihani” Sungmin menariknya agar tidak
mengganggu Ryewook.
Semua member sudah bergelimpangan
dimana-mana mencari tempat yang nyaman untuk berbaring. Aku yang lebih dulu
sampai, mengambil tempat di sofa depan televisi. Gaeul bilang hari ini dia
tampil di Inkayo. Siang tadi dia mengirimiku pesan agar aku menonton
penampilannya.
Aku tersenyum sendiri. Tidak sangka
aku akan bertemu dengannya lagi. Setelah Tae Joon meninggal, keluarganya pindah
ke Daejon, dan sejak itu aku tidak pernah melihatnya lagi. Pernah beberapa kali
aku berniat mencarinya, mencari alamatnya disana, tapi selalu di gagal di
karenakan aku tidak punya cukup waktu luang. Tujuh tahun lamanya aku
merindukannya, dan tak di sangka takdir akhirnya mempertemukan kami. Tak di
sangka dia menjadi trainee di JM entertainment dan sekarang sudah memulai
debutnya melalui sebuah band beraliran pop bernama Skyline. Aku bertemu
dengannya di acara Mnet Coundown yang saat itu Suju jadi boyband pengisi
acaranya. Dia sengaja datang untuk menonton penampilanku waktu itu. Awalnya aku
tidak mengenalinya karna penampilannya jauh berbeda, dia telah tumbuh menjadi
gadis dewasa yang sangat cantik. Ku kira awalnya dia fansku, namun ketika dia
mendatangiku ke belakang panggung-yang tentu saja dengan bantuan orang dari
agensinya yang artisnya juga tampil saat itu- melalui suaranya yang berteriak
dengan girang memanggilku ‘Oppa’, aku jadi tau siapa yang mendatangiku saat
itu.
“Waaaaa, Choi Gaeul!!”
Shindong Hyung menggeser posisiku
agar dia bisa ikut duduk di Sofa. Heechul hyung sedikit meringgis karna
tubuhnya ikut bergeser padahal dia sudah mendapat posisi nyaman untuk
memejamkan mata. “Yaaaa~!!” Teriaknya kesal dengan bola mata besar di tujukan
padaku.
Aku menunjuk Shindong Hyung namun dia
tidak memperdulikan dan kembali menyandarkan tubuhnya sambil memasang headphone
lalu memejamkan mata. Aku dan Shindong hyung sama-sama memandang ke layar televisi
yang sedang menampilkan Gaeul dan bandnya. Gaeul, dia terlihat sangat
bersemangat saat bernyanyi, seperti tidak menghiraukan apa pun di
sekelilingnya. Aku tersenyum sendiri mengingat bagaimana diriku tidak bisa mengelak
dari pesonanya. Ya, walau pun dia bukan lagi Gaeul yang dulu, yang masih SMP dan
penampilannya masih kekanakan. Tapi dimataku dia tetap sama, Gaeulku yang
selalu memesona.
“Dia Choi Gaeul itu?” tanya siwon
yang tidak sengaja lewat.
“Hmm” anggukku tanpa menoleh.
“Cantik” komentar Siwon.
“Kau kenal dia Hae~ya?” Shindong
hyung terlihat penasaran.
“Adik temannya katanya” Siwon yang
menjawab.
“Adik teman yang di sukainya” ralat
Eunhyuk, entah sejak kapan dia ikut menonton.
“Mwo??!” Shindong kelihatan kaget.
“Jangan sembarangan” ucapku datar.
“Hae, aku itu sudah lama mengenalmu
jadi aku tidak mungkin salah mengartikan ekspresimu. Dengan Jesica saja kau
tidak pernah segirang itu. Akui saja perasaanmu”
“Je-je-jesica?” Shindong hyung
kelihatan semakin kaget.
“Kau tidak tahu hyung? dia pernah
berkencan dengan Jesica!”
“Jadi gossip itu benar??” Shindong
Hyung kini mendesakku, yang masih memasang wajah lurus ke depan televisi. Aku
ingin melihat penampilannya sampai habis, tanpa mau terganggu oleh mereka.
“Hah, itu sudah tidak penting lagi.
Lagi pula hubungaan mereka tidak bertahan lama” eunhyuk duduk di lengan sofa.
Dia menatapku. “Kalau mengakuinya padaku saja tidak bisa, bagaimana bisa kau
mengaku padanya?”
“Kau benar-benar menyukainya, aku
bisa lihat itu. Mungkin dalam waktu yang cukup lama” Eunhyuk berucap lagi,
membuatku semakin gelisah namun aku tidak bisa menyangkalnya.
“Tuhan sudah mempersiapkan takdir
untuk kita masing-masing” ucap Siwon, membuat kami sama-sama menoleh padanya.
Dia tersenyum padaku, memperlihatkan lesung pipitnya yang di kagumi banyak
orang.
“Hmmm” anggukku. Dan semoga saja
Gaeul memang takdirku.
***
-Park So Ra-Skyline dorm-
Aku dan member bandku memasuki
apartemen yang di sewakan untuk kami oleh pihak agensi-yang sudah kami tempati
kurang lebih satu bulan lamanya sejak kami debut. Apartemen minimalis yang di
fungsikan sebagai dorm untuk kami ini, hanya ada dua kamar. Tentu saja, satu
kamarnya di tempati dua orang berhubung kami terdiri atas empat orang.
“Oppa menontonnya? Bagaimana
penampilanku?” Gaeul terlihat sangat antusias berbicara dengan seseorang di
line seberang telponnya. Aku sudah langsung tahu siapa yang bicara dengannya
melihat dari ekspresinya. Donghae Super Junior, yang katanya adalah tetangganya
dulu, namun aku yakin mereka lebih dari itu.
“Aku lelah, aku mau ke kamar dulu”
pamit Mikki dengan intonasi lemah. Seo Hee mengikutinya, dan seperti biasanya
tanpa pamit. Aku Cuma menatap punggungnya menjauh tanpa komentar, karna aku
sudah paham bagaimana wataknya mengingat kami sudah cukup lama bersama.
Kami baru saja kembali dari siaran
radio untuk mempromosikan single pertama kami-yang mendapat respon cukup baik
dari netizen. Semuanya terlihat lelah karna jadwal kami penuh hari ini, tak
terkecuali aku.
“Eonni, aku haus…” rengek Gaeul, yang
masih dalam line telpon dengan Donghae. Aku geleng-geleng kepala melihatnya,
benar-benar manja. Itu lah Gaeul. Aku mengambil air mineral kemasan yang ada di
dalam kulkas untuknya dan untukku sendiri, yang langsung di sambutnya dengan
senyum lebar.
“Gomawo eonni” dia mengecup pipiku
dan berjalan masuk ke dalam kamar, susah payah membuka tutup botol dengan
ponsel terkapit di antara bahu dan telinganya.
Tak berapa lama Jung ajjumma muncul. “Mana
yang lain?” tanyanya padaku.
“Mereka kelelahan ajjumma, dan
sekarang sedang istirahat di kamarnya” jelasku sopan.
“Oh…” gumam Jung Ajjumma, dia membuka
kulkas dan langsung geleng-geleng kepala. “Kapan terakhir kalian belanja?”
tanyanya.
“Seminggu yang lalu” jawabku sambil
menyandarkan tubuh ke badan sofa.
“Pantas saja tidak ada yang bisa di
makan” keluhnya. Kini dia menatapku. “Besok kalian tidak ada jadwal kan? Jangan
lupa belanja” nasehatnya.
Aku mengangguk lemah.
Dia kemudian duduk di sebelahku. “Apa
kau kelelahan mengurus mereka?” tanyanya penuh perhatian.
Aku menggeleng. “Mengurus Keyle lebih
susah” komentarku membuat Jung ajjumma tertawa kecil. Keyle, anaknya sekaligus
adik sepupuku yang masih berusia delapan tahun. Dulu sebelum aku debut, aku
masih tinggal bersama Jung ajjumma. Aku yang mengasuh Keyle ketika Jung ajjumma
bekerja. Dia benar-benar nakal dan sulit di atur. Membuat kepalaku pusing.
“So Ra, kalau orang tuamu masih
hidup, mereka pasti bangga sekali padamu” ucapnya lembut sambil mengelus-elus
rambutku.
Aku tersenyum dan ku sandarkan
kepalaku ke bahunya. Kedua orang tuaku meninggal saat aku SMP karna Bus yang
mereka tumpangi untuk ke Jeju mengunjungi kakek nenek kecelakaan. Sejak itu aku
harus tinggal dengan kakek dan nenekku di Jeju. Jung Ajjummalah yang selama ini
membiayai hidupku, mengingat kakek dan nenek keuangannya juga sulit. Begitu aku
tamat SMA, aku memutuskan untuk menjadi trainee di tempat dia bekerja,
setidaknya agar aku bisa menghasilkan uang agar tak menyusahkannya lagi.
Menyanyi dan bermain gitar, hanya itu lah hal yang bisa ku lakukan dengan
baik-aku tidak cukup pintar di bidang akademis. Dan siapa sangka, ternyata Jung
Ajjummalah yang terpilih menjadi manager bandku.
“Oh, ya. Konsep video clip kalian
sudah di tentukan”
“Kapan mulai syutingnya?” tanyaku
tidak sabar.
“Mungkin dua sampai tiga hari lagi. Mengingat
banyak yang harus di persiapkan. Dan ah, ya. Model prianya orang yang sudah
cukup terkenal”
“Siapa?”
“Donghae Suju. Directur bilang dia
sangat cocok dengan konsep ini”
“Donghae?”
Jung Ajjumma mengangguk.
Ah, Gaeul pasti akan senang sekali.
***
-Lee HyukJae-Dorm Suju-
Aku memasang sepatuku. Siang ini
rencananya aku mau ke super market, untuk membeli susu strawberry. Persediaanku
sudah habis. Hari ini super junior tidak ada jadwal manggung, atau pun latihan.
Hanya ada siaran radio nanti malam. Jadi, aku bisa sedikit santai.
Aku melangkahkan kakiku keluar gedung
menuju area basement. Semalam aku kurang tidur karna habis bertengkar dengan
Sun Hee, gadis yang ku kenal di toko roti eomma. Dia sebetulnya anak gadis
salah sahabat eomma yang kebetulan waktu itu berkunjung. Karna dia sangat
cantik, dan bodynya seksi, tentu saja aku mendekatinya. Apa lagi dia juga
kelihatan tertarik padaku. Ah, jadi itu tidak sulit. Hanya satu minggu, dan dia
sudah berada dalam genggamanku. Tapi setelah menjalani hubungan dengannya aku
jadi tau ternyata dia tipe yang sangat pencemburu. Semalam dia memarahiku karna
aku menggoda seorang gadis di sebuah acara reality show. Dengan geramnya dia
mengancamku agar aku mengumumkan hubungan kami di depan publik atau dia akan
memutuskanku. Tentu saja aku lebih memilih putus. Aku juga sudah tidak tahan
dengan sifatnya yang sangat cemburuan dan suka mengatur-atur itu. Ocehannya
membuat telingaku pedih karna selalu mencurigaiku.
Aku mengemudi dengan kecepatan
sedang. Tak begitu lama aku sampai di sebuah super market terdekat yang tidak
begitu ramai. Aku segera memakai penyamaran agar tak di kenali dan melangkah
masuk ke dalam super market itu. Setelah itu aku mengambil satu pak susu
strawberry kesukaanku dan langsung menuju kasir.
Seorang gadis juga sedang menuju
tempat yang sama dengan keranjang penuh makanan. Dia mengenakan kaca mata hitam
dan topi berlidah lebar. Pakaiannya sangat sederhana, kaus berwarna abu-abu dan
celana jeans hitam panjang. Namun yang menarik perhatianku adalah bentuk
tubuhnya, benar-benar ideal, sangat sesuai dengan seleraku.
Seorang namja berseragam menabraknya.
Keranjang yang di bawanya terjatuh dan barang-barang yang hendak di belinya pun
bertebaran keluar. Namja itu membantunya sambil terus meminta maaf. Dia
menjawab sambil tersenyum ramah, kemudian namja itu berhenti bergerak. Dia
menyipit curiga, meminta maaf, dan dengan lancang membuka kaca mata yang sedang
di pakai gadis itu. Dan tak lama dia berseru.
“Ternyata benar kau So Ra Nuna. Nuna,
Nuna gitaris skyline kan? Nuna aku fansmu…” ucapnya sambil menunjuk dirinya.
Skyline? Sepertinya dari kemaren aku
terus mendengar nama band itu di perbincangkan di dorm. Bermula dari Choi Ga
eul, gadis yang di sukai Donghae itu, hingga semua member mulai mencari-cari
tau tentang mereka, termasuk aku. Semuanya sepakat kalau Gaeul adalah member
paling cute, dan memang begitu lah imagenya. Foto-fotonya semuanya aego, sangat
lucu menurutku. Tapi tentu saja aku tidak boleh mendekatinya, seperti janjiku
pada si ikan mokpo.
Gadis itu tersenyum sambil memakai
lagi kaca matanya. “Nuna, boleh aku berfoto denganmu?” ucap namja itu, terus
menganggunya walau keranjang gadis itu sudah kembali penuh dengan barang-barang
yang hendak di belinya.
Gadis yang di panggil So Ra itu
mengangguk, dan mereka berfoto bersama. Namja itu kelihatan senang karna gadis
yang bernama So Ra itu sangat ramah. Aku kembali memfokuskan mataku ke
belanjaanku yang kini di hitung kasir. Aku menyerahkan selembar uang, dia
memberikan kembalian uangku tak begitu lama, kemudian aku melangkah keluar.
Dari sudut mataku ku lihat gadis itu
kini di kelilingi anak sekolah. Dua diantara mereka Yeoja, yang sepertinya juga
fans Skyline. Ku dengar mereka baru debut. Baru debut saja sudah seterkenal
itu? Aigo, sepertinya Donghae memang tidak salah menggandeng vokalis mereka
sebagai adik ipar super junior.
***
Aku baru saja masuk dorm begitu ku
dengar suasana heboh dormku dari dalam. Begitu masuk, ku lihat Shindong sedang
mengapit Donghae dengan ketiaknya dan beberapa memberdeul sedang tertawa-tawa
melihatnya.
“Ada apa ini?” tanyaku penasaran
melihat wajah Donghae yang kesakitan namun dia tetap terlihat senang.
“Donghae terpilih sebagai model video
clip kekasihnya” seru Shindong hyung.
“Mwo?” aku menaruh susu strawberi
yang ku beli tadi di kitchen bar dan menghampiri mereka.
“Dia bukan kekasihku hyung” elak
Donghae, kelihatan pasrah.
“Oke, aku ralat. Gadis yang akan
menjadi kekasihmu” Shindong Hyung tertawa. Mereka semua sepertinya sudah
merestui keduanya.
Aku membantunya melepaskan diri dari
Shindong hyung yang menganianya dan menanyainya empat mata. “Benar?” tanyaku. “Ada
adegan ciumannya tidak?”
“Yaa~ hentikan pikiran kotormu!” Leetuk
Hyung memukul kepalaku.
“Ada…” tanpa disangka Donghae
menjawab pertanyaanku yang semula di anggap konyol.
“MWO??”
Donghae mengacak-acak rambutnya
frustasi, tapi dia juga tersenyum. “Aku tidak tahu bagaimana melakukannya”
Aku tertawa. “Kau mau latihan
denganku?” tawarku
.
.
Kali ini Shindong hyung yang memukul
kepalaku. “HyukJae, jangan membuatku curiga, selama ini aku masih berprasangka
baik kalau kau itu pria normal”
Aku tidak menghiraukannya. “Apa ini
pengalaman pertama?”
Tidak. Jangan bilang kalau pasangan
ikanku ini tidak pernah melakukannya.
“Bukan. Tapi dengan orang yang ku
suka, mungkin ini yang pertama kalinya”
“Woooooo…” Ucapannya membuat memberdeul
bersorai, dan Shindong hyung kembali mengapitnya di bawah ketiak.
“Ikan, kau romantis sekali” komentar
Kyuhyun, lebih terdengar seperti mengejek.
Donghae tidak mengacuhkannya walau si
magnae itu tidak sopan. Mungkin dia terlalu senang untuk memukul kepalanya
seperti yang biasa leetuk hyung lakukan.
“Eee, Siwon hyung, kau mau kemana?”
Kami sama-sama menoleh pada Siwon
yang terlihat rapi dalam balutan jasnya.
“Aku ada acara keluarga” jawabnya
sopan seperti biasa. Kami hanya ber’oh’ ria dan dia meninggalkan kami begitu
saja. Wajahnya sedikit tegang. Sepertinya ada sesuatu yang serius menantinya.
“Kapan syutingnya?” pertanyaan Wookie
membawa kami kembali pada Donghae.
“Besok”
“Besok?”
“Hyung, kita ada jadwal tidak besok?”
kami kompak menatap pada leetuk hyung.
“Hanya Heechul yang tidak ada jadwal
sampai siang. Selebihnya, kalian bisa lihat di jadwal kalian masing-masing. Apa
gunanya aku memprintnya kalau kalian tidak pernah membacanya dan selalu
bertanya heh?” Leetuk hyung terlihat kesal.
“Yah…” semuanya tiba-tiba terlihat
kecewa. Untuk sekali ini, aku ingin sekali bertukar jadwal dengan Heechul
hyung.
***
-Choi Siwon-kediaman keluarga Choi
“Kami senang sekali kalian berkunjung.
Waah, Seo Hee terlihat semakin cantik ya?” ibuku berujar senang pada ibunya.
Seo Hee, gadis itu hanya duduk tenang
sambil menikmati makan siangnya. Dia tidak terusik sama sekali, apa pun yang
menjadi pembicaraan kami selalu di anggapnya tidak penting. Sekali pun itu
menyangkut dirinya.
“Benar kan Siwon?” bisik ibuku.
Aku cuma mengangguk seraya memaksakan
senyum. Aku sudah mengenal Seo Hee sejak kecil, juga paman dan bibi-atau ayah
ibunya. Mereka adalah relasi ayahku, Group Shinhan, pemilik firma jasa
perbankan terbesar di Korea. Seo Hee adalah putri bungsu mereka, gadis yang
sejak kecil sudah menjadi tunanganku, sekaligus alasan ayahku mengijinkanku
untuk terjun ke dunia entertainment dan tidak mengikatku di perusahaan. Sesuai
janjiku, aku akan menerima gadis ini sebagai tunanganku, ku anggap ini takdir
yang di berikan tuhan padaku.
Usai makan siang, orang tua kami
membiarkan kami berdua, dan memilih mengobrol di beranda belakang rumah. Seo
Hee, seperti biasanya tidak bicara, dia mendekati grand piano, hal yang biasa
di lakukannya jika sudah terkurung berdua bersamaku.
“Ku dengar single bandmu cukup di
terima, lagu kalian bagus” pujiku, membuatnya kaget karna aku sebelumnya juga
tidak pernah mengajaknya bicara.
Detik berikutnya wajahnya kembali
datar. “Hmm, begitu lah” ucapnya, terdengar datar dan dingin.
“Kau kenal Choi Gaeul?”
Pertanyaan bodoh. Tentu saja dia
kenal dengan anggota bandnya. Aku mengutuk diriku sendiri.
“Kau tertarik padanya?” dia balik bertanya,
dan wajahnya, tetap saja setenang danau.
“Ani. Hanya memberdeul sering
membicarakannya” jawabku sedikit salah tingkah.
Seo Hee tidak lagi menggubrisku.
Bahkan menatapku. Dia mulai menekan tuts piano dan memainkan swan lake, irama
yang paling di sukainya kalau menurutku, karna dia sering memainkan ini. Kakak
perempuannya pernah bilang padaku kalau dulu dia ingin sekali ikut kelas balet,
tapi orang tuanya tidak mengizinkan dan malah memintanya masuk kelas kepribadian.
Dia menolak, dan akhirnya dia lebih memilih kursus piano-yang membuatnya ingin
jadi musisi dan memilih jalan karir yang sama denganku walau orang tuanya
menentangnya.
Sebenarnya Seo Hee adalah gadis yang
menarik di luar sifatnya yang dingin dan anti social. Cara berpakaiannya
menarik, dan kau mungkin akan terpesona begitu melihat dia bermain piano.
Sering kali dia memejamkan mata, menikmati alunan lagu yang di mainkannya, dengan
seperti itu membuatnya terlihat seperti malaikat bagiku.
Aku menghela napas. Beginilah setiap
pertemuan kami berjalan. Aku hanya menontonnya bermain piano, dia sibuk dengan
pikirannya dan aku juga sibuk dengan pikiranku. Begini lah kami. Dua orang yang
terjebak takdir, menikmati takdir, dan tanpa kendali mengikuti takdir.
TBC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar